Sebagai implementasi dari tri darma perguruan tinggi, pengabdian masyarakat merupakan tanggung jawab bersama Universitas Gadjah Mada. Sebagai bagian dari pengabdian masyarakat dosen Geofisika FMIPA UGM, Dr.rer.nat. Ade Anggraini, S.Si., M.T. melakukan upaya mitigasi bencana dengan mengedukasi siswa-siswai sekolah dasar dilereng Gunung Merapi.
Kegiatan mitigasi bencana gunung merapi, merupakan kegiatan yang dilakukan dengan kerjasama antara UGM dengan Mt. Fuji Research Institute (MFRI) dengan sponsor JICA. Kegiatan ini merupakan kegiatan tiga tahunan dan telah berjalan dua tahun. Rangkaian kegiatan berupa kelas pengenalan gunung api, upaya mitigasi dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi, semuanya dilakukan di sekolah-sekolah lereng gunung merapi.
Periode ke dua ini, ada 4 sekolah yang menjadi patner dalam kegiatan tersebut, yaitu SD Negeri Srunen, SD Negeri Kepuharjo, SS Negeri Gungan dan SD Sanjaya Tritis. Di akhir periode, kepala sekolah SD tersebut mendapat kesempatan untuk belajar langsung mitigasi bencana di Jepang.
Pada tanggal 23-29 Juni 2019, Ade Anggraini membersamai 3 Kepala sekolah untuk mengikuti workshop di Jepang. Dalam rangkaiam kegiatan tersebut, rombongan melihat pelajaran Mulok di SD Katsuyama tentang Gunung Fuji dan aktifitas siswa dalam belajar tentang erupsi gunung api. Menurut kepala sekolah SD Katsuyama, meski Gunung Fuji telah lama tidak erupsi, namun pelajaran mitigasi terus dilakuakan. “Pelajaran tentang Gunung Fuji sudah masuk ke dalam kurikulum Mulok Kota Kawaguchiko, Prov. Yamanashi, Jepang. Kurikulum ini disusun untuk SD, SMP di Lereng Gn. Fuji, dimulai dari perkenalan alam Gn. Fuji untuk kelas yang lebih rendah, hingga pengenalan bencana dan mitigasi Gn. Fuji untuk kelas atas.” Papar kepala sekolah SD Katsuyama.
Dalam kegiatan workhop tersebut, juga turut hadir Pemda Prov. Yamanashi Bagian Mitigasi Bencana, Pemda Kota Kawaguchiko, Perwakilan Kepsek di SD Lereng Fuji, Staf dan Jajaran MFRI, Media lokal Prov. Yamanashi dan beberapa pihak terkait Mitigasi Bencana di Jepang. UGM yang diwakili oleh Ade Anggraini menyampikan peran universitas dalam mitigasi bencana, yaitu dalam pengabdian masyarakat. Kepala sekolah SD dilereng Gunung Merapi menyampaikan terkait dengan pengalaman erupsi tahun 2010, freatik 2018 dan manfaat pelatihan UGM dengan MFRI terkait mitigasi bagi sekolah.
Bagi masyarakat Jepang, pengalaman erupsi Gn. Merapi khususnya tahun 2010 yang meluluhlantakan Kec. Cangkringan dan pengalaman tahun 2018 erupsi freatik tiba-tiba, tanpa ada peringatan terlebih dahulu menjadi referensi yang sangat besar. Pasalnya, terakhir Gn. Fuji erupsi ialah tahun 1707 (312 tahun lalu), oleh sebab itu, masyarakat sekarang tidak pernah merasakan erupsi Gn. Fuji bahkan para ahli vulkanologi Gn. Fuji itu sendiri pun tidak pernah tahu rasanya erupsi Fuji.
Diharapkan dengan kegiatan workshop ini, baik SD di lereng Gunung Merapi maupun Gunung Fuji dapat menanamkan jiwa kebencanaan dan mempersiapkan tindakan mitigasi untuk menghadapi erupsi yang entah kapan terjadi. Apalagi mengingat status Merapi sekarang masih WASPADA (Level 2).