Dalam rangka mengakhiri kuliah Fisika Gunung Api semester gasal tahun ajaran 2018-2019, Laboratorium Geofisika FMIPA UGM meberangkatkan 2 Dosen untuk mendampingi kegiatan Fisika Gunung Api 2018. Bertempat di Gunung Kelud, Jawa Timur, 59 Mahasiswa akan menggunakan alat-alat geofisika untuk mempelajari karakter dan sifat dari gunung api tersebut. Dibantu 10 orang asisten, Drs. Imam Suyanto, M.Si dan Adam Sukma Putra, M.Si., M.Sc. akan mendampingi mahasiswa angkatan 2015 selama satu pekan dari tanggal 26 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019.
Slider
Berkaitan dengan pelaksanaan ujian tugas akhir mahasiswa (skripsi) Program Studi Geofisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada periode II tahun ajaran 2018/2019.
Berikut jadwal pelaksanaan ujian berdasarkan rapat penentuan di Prodi. Geofisika.
Jadwal Selengkapnya di Link Prodi. Geofisika
Ketika tahun 1991 dalam kuliah umumnya, pendiri geofisika FMIPA UGM, Prof. Ir. Mugiono menuliskan bahwa suatu saat seorang geofisikawan dapat mencari sesuap nasi bukan hanya dibumi, dibulan dan di planet lainpun seorang geofisika dapat bekerja. Baru-baru ini, Nasa melakukan misi penelitian di planet mars, dalam misi tersebut nasa menempatkan seismometer (Instrumen Geofisika) untuk mengetahui interior mars. Hal ini membuktikan bahwa peran seorang geofisikawan sangatlah luas.
Mengukur Pulse Mars.
Menurut informasi NASA, Seismometer InSight, SEIS Eksperimen Seismik untuk mengetahui Struktur Interior, adalah instrumen berbentuk bulat berbentuk kubah yang berada di permukaan Mars dan mengambil getaran “nadi” atau getaran seismik Mars. Pengukurannya memberikan gambaran sekilas tentang aktivitas internal planet. Seismometer merasakan getaran, atau gelombang seismik, dari marsquakes, dan benturan meteorit. Paket sensor angin, tekanan, suhu, dan medan magnet membantu menyempurnakan pengukuran seismometer. Ini membantu merasakan getaran permukaan yang dihasilkan oleh sistem cuaca seperti badai debu, atau oleh turbulensi di atmosfer karena fenomena seperti setan debu, yang juga dapat menghasilkan gelombang seismik. Pengukuran SEIS memberitahu para ilmuwan tentang sifat material yang pertama kali membentuk planet-planet berbatu dari Tata Surya. Karena ia mengungkapkan apa yang ada di bawah, seismometer bahkan dapat memberi tahu kita apakah ada air cair, atau gumpalan gunung berapi aktif di bawah permukaan Mars
Dalam rangka menanamkan apresiasi budaya, memperkuat rasa kebangsaan, mengakrabkan civitas, serta meningkatkan kreativitas, maka Program Studi Geofisika, Departemen Fisika FMIPA UGM memulai tradisi mengenakan pakaian daerah pada tanggal 1 atau hari pertama setiap awal bulan. Kegiatan apresiasi budaya ini sudah dimulai sejak Bulan November 2018 yang bertepatan dengan bulan ulang tahun Program Studi dan kegiatan ini dilanjutkan pada setiap bulannya. Kegiatan ini akan terus dipeliharan dan dibudayakan oleh pengurus prodi., staf pendidik, staf kependidikan dan mahasiswa.
GEOFISIKA
Objek Studinya, Metodenya, Pembatasannya dan hasilnya.
Catatan 2 : Geofisika Bumi Padat
Pada artikel sebelumnya sudah kita uraikan pemikiran Prof. Ir. Mugiono, terkait dengan geofisika sebagai ilmu kebumian. Pada seri ini kami akan melanjutkan pemikiran beliau terkait dengan Geofisika sebagai bumi padat.
Pertanyaan selanjutnya setelah Prof. Ir. Mugiono menguraikan terkait geofisika Ilmu Bumi, adalah : Apakah perbedaan antara geologi dan geofisika bumi padat?
Jawabannya, Geologi mempelajari keadaan permukaan bumi (dengan mengadakan ekstrapolasi ke hal-hal dibawah permukaan bumi secara kira-kira). Geofisika mempelajari segala sesuatu yang ada dibawah permukaan bumi yang tidak dapat diketahui dengan mata. Sehingga dapat dikatakan bahwa geologiwan mempelajari permukaan bumi dengan memakai kacamata manusia, sedangkan geofisikawan mempelajari apa yang ada dibawah permukaan bumi dengan memakai alat-alat fisika yang ditempatkan diatas permukaan bumi.
Sebanyak 59 Mahasiswa Geofisika Angkatan 2015 melakukan kegiatan praktikum kuliah lapangan bertema Non-Seismik 2018. Didampingi satu dosen pembimbing dan 9 Asisten, mereka akan melakukan kegiatan lapangan selama 5 hari. Mahasiswa yang masuk semester 7 berangkat dari kampus Geofisika, FMIPA UGM dari tanggal 15 dan akan kembali pada tanggal 21 Agustus 2018.
Bertempat di Pacitan, Jawa Timur mereka akan mengaplikasikan materi dan teori yang sudah didapatkan di kelas sebelumnya. Pengetahuan dasar, baik teori, praktek serta pengambilan data lapangan akan sangat ditekankan dalam kegiatan ini. Selain itu mahasiswa juga belajar untuk Mengerti Desain survei, Manajemen dan Pengolahan data serta latihan presentasi. Metode yang akan digunakan dilapangan adalah VES (Geolistrik), Audiomagnetotelutik (AMT), Gravitasi dan GPS, IP, Magnetik dan VLF. Sebelum berangkat mereka sudah melakukan sesi kelas yang didampingi oleh dosen pembimbing dan para asisten serta pengetahuan geologi Regional yang disampaikan oleh Dr. rer. nat. Moch. Nukman. “Harapan asisten adalah agar menjadi pembelajaran pertama bagi mahasiswa untuk lebih memahami dalam akuisisi data dan kondisi real dilapangan”, Haryo salah satu asisten lapangan berharap untuk kegiatan non-seismik 2018 ini.
Rektor Universitas Gadjah Mada pada bulan Mei 2018 mewisuda sebanyak 1.354 orang lulusan program sarjana dan diploma, terdiri dari 1.105 orang sarjana, 249 diploma, termasuk di antaranya 36 orang lulusan diploma IV. Dari 1.354 orang wisudawan tersebut 92 di antaranya berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan 16 Orang adalah dari Program Studi Geofisika, Departemen Fisika.
Dari 16 orang lulusan tersebut terdiri atas 11 wisudawan dan 5 wisudawati. Masa studi rata-rata untuk lulusan program sarjana dari Fakultas MIPA adalah 5 tahun. Wisudawan yang di wisuda pada periode ini adalah mahasiswa geofisika yang terdaftar di tahun 2011, 2012 dan 2013.
Oleh : Mochamad Nukman
Dalam professional report, skripsi ataupun yang lain, sering kita dihadapkan untuk menulis Bab Regional Geologi (a.l. Struktur Geologi/Tektonik Setting, Stratigrafi). Berikut sekedar berbagi tips untuk menulis Sub-Bab Stratigrafi :
Poin penting yang perlu dirangkum dari report terdahulu dan ditulis kembali dengan bahasa kita di sub-bab ini adalah :
Sebanyak tiga dosen Universitas Gadjah Mada yang berasal dari Fakultas Geografi (Dr. Estuning Tyas Wulan Mei) dan Fakultas MIPA (Prodi Geofisika: Dr. Wiwit Suryanto dan Dr. Ade Anggraeni), yang tergabung dalam grup riset gunungapi UGM, dan satu orang mahasiswa Geo-Information for Spatial Planning and Disaster Risk Management (Fatah Yogo Yudhanti) serta satu alumnus Prodi Geofisika (Anas Handaru) mengikuti Pelatihan Pendidikan Kebencanaan Gunungapi di Gunungapi Fuji dan Gunungapi Usu, Jepang.
Oleh : Tim Seismologi Lab. Geofisika
Era keterbukaan saat ini sangat mendukung iklim riset. Berawal dari era open-source (software), banyak pihak yang kemudian berfikir untuk berbagi hal-hal lainnya demi kemajuan bersama. Hal tersebut semakin mengemuka ketika dikaitkan dengan kepentingan kemanusiaan, terutama aspek keselamatan ketika terjadi bencana alam. Salah satu isu global saat ini adalah kolaborasi dalam peramalan dan mitigasi bencana, khususnya gempa bumi. Kepentingan terbesar dalam hal ini adalah upaya meminimalisir jumlah korban dan kerugian lain yang dapat ditimbulkan. Turut andilnya berbagai pihak dalam penyediaan data seismik dan pengembangan sistem monitoring gempa bumi dapat memberikan sumbangsih yang besar bagi upaya ini [1].